Sejak meninggalkan camp pada tanggal 22 Juni 2017 dalam hati kecil sudah bertanya-tanya apakah perjalanan ini akan sama dengan perjalanan tahun-tahun sebelumnya ? Namun bagiku bisa melihat ketiga buah hatiku sudah membuatku merasa bahagia. Singkat cerita setibanya di Purwakarta belum bisa melihat Anak-anak karena perjalanan jauh yang mengharuskanku untuk beristirahat dahulu. Keesokan harinya aku sudah bisa menemui Anak-anak di rumah neneknya yang selama 3 tahun ini mengasuh mereka. Disana juga kutemui mantan pendamping hidupku yang selalu menjadi ibu yang terbaik untuk Anak-anak ku. Selama ini dia jauh dari Anak-anak sejak perpisahan itu tapi sekarang ia mencoba kembali untuk dekat dengan Anak-anak seperti saranku padanya sebelum ia menemui Anak-anak. Memang komunikasi itu penting apalagi untuk masa depan Anak-anak, jadi wajar saja jika ikatan silaturahmi kami tidak terputus oleh adanya perceraian. Ada kebahagiaan di dalam hati melihat ibu dan anaknya saling bersenda gurau apalagi anak gadisku sudah mulai senang curhat dengan ibunya. Ternyata kebahagiaan ini ada karena melihat orang-orang yang kita cintai bahagia. Itu baru satu kebahagiaan buat mereka. Lantas mana buat aku ? Bagiku bahagia itu sederhana. Jika kita selalu bersyukur atas nikmat Allah sekecil apapun serta ikhlas menjalani hidup itulah kebahagiaan yang hakiki. Percayalah di dunia ini selalu ada perpanjangan tangan Tuhan yang selalu mengalirkan kebahagiaan NYA untuk kita semua.
Perjalanan Hidup ALI M. SIDDIK
Selasa, 27 Juni 2017
Minggu, 11 Desember 2016
CATATAN 4 TAHUN PERJALANAN DI CAMP SAGONDA LESTARI
07 Desember 2012, pukul 10.00 WIB aku baru turun dari Commuter Line yang membawaku dari Stasiun Bekasi menuju stasiun Cikini. Setibanya di luar stasiun kulangkahkan kakiku menyeberangi Jalan Pegangsaan Barat. Sambil menghisap sebatang 234 kutelusuri jalan tersebut untuk mencari rumah nomor 28. Akhirnya aku mendapatkan sebuah rumah dengan pos security di sudut sebelah kanan, Rupanya ada seorang satpam yang aku sudah lupa lagi namanya. "Maaf pak ini kantornya Akhates Plywood kah ?" kucoba bertanya pada Bapak satpam itu. "Betul pak, mau bertemu siapa ?"
"Saya ada janji dengan pak Kikin" ujarku. "Oh ya silahkan masuk ke dalam pak". Kulangkahkan kaki menuju sebuah pintu yang tertutup, kemudian kubuka pintunya . "Selamat pagi pak" seorang gadis manis berwajah mirip Rie Kitahara menyapaku dengan manis. " Saya mau ketemu sama Pak kikin bu " jawabku. " Oh ya pak Kikinnya belum datang pak,,ditunggu saja.." jawab gadis manis itu sambil sibuk selfie di meja resepsionis. Tak lama berselang orang yang kutunggu datang , " sudah lama nunggunya ?" tanya beliau " belum kang, saya tadi naik kereta yang paling pagi soalnya takut terlambat" jawabku. " okelah tunggu sebentar nanti saya bicarakan dulu dengan pak Kelly" ujar pak kikin seraya masuk ke sebuah ruangan di sebelah kanan meja resepsionis
Beberapa menit kemudian keluar seorang wanita bertubuh agak gemuk membawa sebuah map dan beberapa berkas, Kemudian baru kutahu wanita itu bernama ibu Sabrina.bagian HRD
"Bapak Ali silahkan masuk" ibu itu memanggilku dari sebuah ruangan di sebelah kiri meja respsionis yang sekarang kuketahui bahwa itu adalah ruang meeting. Kumasuki ruang kecil itu kemudian kutarik sebuah kursi untuk duduk di depan meja pertemuan yang di atasnya sudah ada berkas yang entah apa isinya. "Pak ini ada surat perjanjian kontrak kerja tolong dibaca dan dipelajari dulu, nanti pak Kelly kesini untuk mewawancarai bapak" kata bu Sabrina. Setelah bu Sabrina meninggalkan ruangan meeting kubaca berkas surat perjanjian kontrak kerja itu, kubaca pasal demi pasal, halaman demi halaman hingga halaman terakhir. Sempat kuberpikir sejenak tentang nilai yang ditawarkan masih belum begitu menggembirakan, namun keinginanku untuk menginjakkan kaki di tanah Borneo membuatku untuk mencoba mengambil pekerjaan ini apalagi selama 5 tahun ke belakang aku bekerja di Papua membuatku ingin mencoba untuk bekerja di tempat yang lebih dekat ke pulau jawa agar mudah bertemu dengan keluargaku.
Beberapa saat pintu ruang meeting terbuka, seorang pria tua berperawakan tegak berambut putih masuk kemudian duduk di depanku . "Selamat pagi pak Ali" ujarnya, "selamat pagi pak" jawabku
"Bagaimana kapan kamu siap berangkat ? tanya Pak Kelly. "Saya siap berangkat kapan saja pak"
"Okelah kamu sudah baca berkasnya kan ? tolong ditandatangani dan setiap halaman kamu paraf..nanti copynya kamu simpan" kemudian berkas perjanjian kerja itu kutandatangani dan ku paraf setiap halamannya. Setelah selesai kuberikan berkas itu kepada Pak Kelly kemudian beliau juga menandatangani berkas tersebut.
"Besok lusa kamu datang kembali ke sini untuk ambil tiket dan uang saku perjalanan, sekarang kamu boleh pulang dulu beritahu keluargamu" ujar pak Kelly sambil menyalamiku.
singkat cerita hingga tulisan ini dibuat saya sudah menjalani pekerjaan di tempat ini selama 4 tahun
Hari ini tepat tanggal 12 Desember 2016 hari Senin,
tidak terasa perjalanan serta pengabdian di tempat ini sudah 4 tahun sejak saya
masuk di Camp Sagonda lestari ini pada tanggal 12 Desember 2012. Selama kurun
waktu tersebut sudah banyak pengalaman manis maupun pahit yang saya nikmati di
tempat ini. Selain itu dari tempat ini saya mendapatkan banyak pelajaran baik
tentang kehidupan maupun pekerjaan, namun pelajaran yang paling berharga yang
saya dapatkan adalah belajar untuk ikhlas dan sabar. Belajar untuk ikhlas
memang sangatlah sulit tapi jika perlahan-lahan kita bisa mempelajarinya kita
akan bisa rasakan arti nikmatnya hidup ini. Oleh karena itu nikmatilah hidup
ini, dekatkanlah dirimu dengan Allah karena DIA yang akan senantiasa membuat
jalan hidupmu menjadi sejuk dan tenang.
Dalam menjalani pekerjaan selama 4 tahun ini semua pekerjaan bisa dinikmati karena prinsip saya cintailah pekerjaanmu agar tidak menjadi beban melainkan menjadi sebuah hiburan karena di tempat yang sunyi ini mungkin hanya pekerjaan yang akan menjadi hiburan bagi saya. Namun adakalanya rasa jenuh itu timbul ketika apa yang kita dapatkan untuk keluarga kita belum mendapatkan perubahan yang signifikan. Kadang timbul pertanyaan " Apa saya harus selalu menjadi nomor dua ? " " Apa selama ini aku hanya menjadi anak tiri pelengkap saja ?". Dalam agama mengajarkan bahwa kita harus mensyukuri hal sekecil apapun karena Allah akan melipatgandakan rejekimu, di lain sisi dikatakan juga bahwa kita harus Hijrah untuk mendapatkan tempat yang lebih baik lagi. Mungkin harus diiringi oleh shalat istikharah dulu sebelum mengambil keputusan yang tepat
Memang tempat ini membuai kita dengan kenyamanan dan ketenangan yang semu sehingga membuat kita malas untuk berpindah ke dunia luar yang Inshaa Allah lebih indah lagi. Jika memang harus Graduate dari tempat ini demi kebutuhan hidup keluarga yang lebih baik lagi maka akan saya tutup kisah perjalanan hidup dan pengabdian di tempat ini dengan manis. Namun apabila Allah sudah menentukan bahwa tempat ini adalah ladang rejeki bagi keluargaku maka "Mudahkanlah Yaa Allah segala urusan hamba untuk menjemput rejekimu di tempat ini "
Minggu, 29 November 2015
ハッピーバースデー私の愛する娘 ( SELAMAT ULANG TAHUN PUTRIKU TERCINTA )
Perjalanan waktu memang terasa begitu singkat, demikian pula perjalanan hidup kita di atas muka bumi ini yang telah kita lalui dengan berbagai pengalaman manis dan pahit.
Tanggal 30 November 2002 putri pertamaku Chintya Khairunnisa lahir di sebuah Rumah Sakit Bersalin di Wilayah Astanaanyar Bandung. Pada saat itu kami yang tinggal di daerah Setiabudhi Bandung sudah merasakan akan adanya kelahiran pada anak pertama kami pada malam tanggal 29 November 2002. Malam itu kami berangkat ke rumah Bidan Aan di dekat rumah kami di kompleks UPI Bandung untuk menjalani proses kelahiran. Sepanjang malam kami menanti kelahiran anak pertama kami ini namun Bidan menyatakan bahwa posisi masih Pembukaan I hingga pagi hari. Akhirnya secara medis proses kelahiran harus dilakukan dengan Sectio Caesaria artinya anak kami harus lahir melalui proses operasi, akhirnya demi menyelamatkan ibu dan anak kami semua beserta Bidan berangkat menuju Rumah Sakit Bersalin Astanaanyar. Setelah melalui berbagai proses dan penantian akhirnya hari itu tanggal 30 November 2002 lahirlah anak pertama kami yang bernama CHINTYA KHAIRUNNISA yang memiliki makna CHINTYA berasal dari bahasa Yunani yang artinya Putri Rembulan dan KHAIRUNNISA yang berarti Sebaik-baiknya wanita. selain itu juga nama CHINTYA merupakan perpaduan kata dari Cintanya Betty dan Ali. Namun sayang kisah cinta itu berakhir di tahun 2013.
Betapa bahagianya kami saat itu telah memiliki seorang putri mungil yang cantik, keluarga kami pun turut berbahagia karena putri kami merupakan cucu pertama yang sangat disayangi hingga saat ini.
Seiring berjalannya waktu putri kecilku yang dulu mungil kini sudah besar dan sudah mulai beranjak Remaja. Tepat tanggal 13 November 2015 putriku genap berusia 13 tahun, sebuah usia yang sangat berarti bagi seorang gadis yang mengalami perubahan dari masa kanak-kanak ke masa remaja.
Kini putri ayah sudah besar dan dewasa serta sudah mengerti akan baik buruknya perjalanan hidup ini termasuk ketika Ayah dan ibumu harus memilih jalan hidup masing-masing putri ayah sudah bisa membedakan kehidupan mana yang harus diikuti dan dijalani.Semoga di hari ulangtahunmu yang ke 13 ini ibumu masih bisa memberikan yang terbaik untuk putrinya.
SELAMAT ULANG TAHUN YANG KE 13 PUTRIKU TERCINTA. Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan dan jalan bagimu untuk meraih semua mimpi dan cita-citamu di masa depan
TANJOUBI OMEDETOU WATASHI NO AISURU MUSUME
ハッピーバースデー私の愛する娘
Tanggal 30 November 2002 putri pertamaku Chintya Khairunnisa lahir di sebuah Rumah Sakit Bersalin di Wilayah Astanaanyar Bandung. Pada saat itu kami yang tinggal di daerah Setiabudhi Bandung sudah merasakan akan adanya kelahiran pada anak pertama kami pada malam tanggal 29 November 2002. Malam itu kami berangkat ke rumah Bidan Aan di dekat rumah kami di kompleks UPI Bandung untuk menjalani proses kelahiran. Sepanjang malam kami menanti kelahiran anak pertama kami ini namun Bidan menyatakan bahwa posisi masih Pembukaan I hingga pagi hari. Akhirnya secara medis proses kelahiran harus dilakukan dengan Sectio Caesaria artinya anak kami harus lahir melalui proses operasi, akhirnya demi menyelamatkan ibu dan anak kami semua beserta Bidan berangkat menuju Rumah Sakit Bersalin Astanaanyar. Setelah melalui berbagai proses dan penantian akhirnya hari itu tanggal 30 November 2002 lahirlah anak pertama kami yang bernama CHINTYA KHAIRUNNISA yang memiliki makna CHINTYA berasal dari bahasa Yunani yang artinya Putri Rembulan dan KHAIRUNNISA yang berarti Sebaik-baiknya wanita. selain itu juga nama CHINTYA merupakan perpaduan kata dari Cintanya Betty dan Ali. Namun sayang kisah cinta itu berakhir di tahun 2013.
Betapa bahagianya kami saat itu telah memiliki seorang putri mungil yang cantik, keluarga kami pun turut berbahagia karena putri kami merupakan cucu pertama yang sangat disayangi hingga saat ini.
Seiring berjalannya waktu putri kecilku yang dulu mungil kini sudah besar dan sudah mulai beranjak Remaja. Tepat tanggal 13 November 2015 putriku genap berusia 13 tahun, sebuah usia yang sangat berarti bagi seorang gadis yang mengalami perubahan dari masa kanak-kanak ke masa remaja.
Kini putri ayah sudah besar dan dewasa serta sudah mengerti akan baik buruknya perjalanan hidup ini termasuk ketika Ayah dan ibumu harus memilih jalan hidup masing-masing putri ayah sudah bisa membedakan kehidupan mana yang harus diikuti dan dijalani.Semoga di hari ulangtahunmu yang ke 13 ini ibumu masih bisa memberikan yang terbaik untuk putrinya.
SELAMAT ULANG TAHUN YANG KE 13 PUTRIKU TERCINTA. Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan dan jalan bagimu untuk meraih semua mimpi dan cita-citamu di masa depan
TANJOUBI OMEDETOU WATASHI NO AISURU MUSUME
ハッピーバースデー私の愛する娘
Senin, 24 November 2014
HAPPIBASUDE WATASHI NO AISURU MUSUME SHINSHIA KHAIRUNNISA
Sabtu, 01 November 2014
KETIKA HIDUP INI HARUS MEMILIH DIANTARA PUING-PUING KEHANCURAN
Selasa, 02 September 2014
Perjalanan Musafir Agustus 2014..Senyum Pramugari itu..
Tanggal 29 Juli 2014 akhirnya saya bisa bertemu dengan ketiga buah hati tercinta : Chintya Khairunnisa, Andhika Rimbawan dan Aqsha Abril Ramadhani. Mereka sangat gembira bertemu dengan ayah kandungnya dan akhirnya mereka sukses juga menodong ayahnya dengan berbagai permintaan mereka yang masih dalam batas kewajaran. Untuk putriku satu buah Tablet sudah sangat bermanfaat sebagai sarana komunikasi dan juga sarana mencari informasi pelajaran di sekolahnya. Rupanya sekarang jaman sudah berubah segalanya serba internet minded bahkan untuk mencari jodoh juga sudah banyak melalui dunia maya namun akan tetapi mengapa masih banyak saja Jomblowan dan jomblowati yang bertebaran di atas muka bumi ini.
Perjalanan harus saya lanjutkan untuk mengunjungi makam orangtua di Purworejo dan bersilaturahmi dengan keluarga disana. Akhirnya tanggal 31 Juli 2014 saya melanjutkan perjalanan ke kota Bandung untuk mencari tiket kereta api menuju Stasiun Kutoarjo. Alhamdulillah walaupun transit selama sehari di kota Bandung saya bisa bertemu dengan adik kandung tercinta.
Tanggal 01 Agustus 2014 saya meninggalkan kota kelahiran saya Bandung untuk melanjutkan perjalanan ke Purworejo dengan menggunakan K.A Lodaya dari stasiun Bandung. Perjalanan ditempuh selama kurang lebih 7 jam perjalanan.Tiba di Stasiun Kutoarjo pukul 15.00 dan sudah ada keluarga yang menjemput. Perjalanan kedua berakhir untuk hari ini dan saya bisa beristirahat di rumah keluarga sambil melihat kondisi rumah peninggalan orangtua yang ada di sana.
Setelah bersilaturahmi dan ziarah ke makam keluarga, saya melanjutkan perjalanan ke Kota Yogyakarta dengan menggunakan sarana transporasi bus antarkota. Rupanya bus yang saya tumpangi sudah sesak dengan penumpang sejak dari terminal Purworejo sehingga memaksa saya untuk menikmati perjalanan dengan berdiri selam kurang lebih 2 jam. Alhasil setibanya saya di Gampingan Yogyakarta turun dari bis terpaksa jongkok di trotoar karena dengkul sudah pegal-pegal. Dari Gampingan saya melanjutkan perjalanan ke rumah kakak sepupu saya di Bulaksumur . Sebelum mengunjungi rumah kakak sepupu saya menyempatkan diri untuk menikmati satu porsi pempek Palembang di sebuah Tempat Jajanan di seberang Mirota Kampus yang pelanggannya sebagian besar adalah pelajar dan mahasiswa.
Setelah bersilaturahmi dan ziarah ke makam keluarga, saya melanjutkan perjalanan ke Kota Yogyakarta dengan menggunakan sarana transporasi bus antarkota. Rupanya bus yang saya tumpangi sudah sesak dengan penumpang sejak dari terminal Purworejo sehingga memaksa saya untuk menikmati perjalanan dengan berdiri selam kurang lebih 2 jam. Alhasil setibanya saya di Gampingan Yogyakarta turun dari bis terpaksa jongkok di trotoar karena dengkul sudah pegal-pegal. Dari Gampingan saya melanjutkan perjalanan ke rumah kakak sepupu saya di Bulaksumur . Sebelum mengunjungi rumah kakak sepupu saya menyempatkan diri untuk menikmati satu porsi pempek Palembang di sebuah Tempat Jajanan di seberang Mirota Kampus yang pelanggannya sebagian besar adalah pelajar dan mahasiswa.
Malam hari di Kota Gudeg ini saya mencoba untuk bernostalgia di Angkringan Lek Man yang terletak di sekitar Stasiun Tugu. Bagi para traveller / Backpacker yang pernah mengunjungi kota ini saya yakin pasti pernah atau bahkan meluangkan waktunya berjam-jam untuk menikmati Segelas Kopi Joss ditambah aneka kudapan lainnya. Suasana Angkringan yang begitu akrab membuat saya semakin cinta kepada kota kelahiran Ibunda saya tercinta yang kini telah tiada. Namun sebagai keturunan orang Yogyakarta saya tetap melanjutkan tradisi ngangkring saya ini hingga lewat jam 11 malam.
Perjalanan selanjutnya menuju lokasi Gudeg Pawon yang terletak di sebuah tempat yang saya lupa lagi dimana dan berapa koordinat geografisnya.
Setibanya di Gudeg Pawon saya mencoba untuk memesan 2 porsi Gudeg Telur bersama keponakan saya. Ternyata setelah saya menikmati seporsi Gudeg ditambah segelas teh manis hangat perut saya terasa kenyang sekali. Walau hanya dengan menu yang sederhana dan harga yang relatif murah ditunjang oleh suasana yang cukup unik namun kesan yang didapatkan dari tempat ini akan selalu membekas sepanjang masa.
Kamis, 28 Agustus 2014
Perwira Rimba Raya ..Antara Idealisme Rimbawan dan Kebutuhan Hidup
Hai Perwira Rimba Raya..
Mari Kita Bernyanyi..
Menuju Hutan Rimba dengan hati yang gembira
dan nyanyian yang Murni..
Meski sepi hidup kita jauh di tengah rimba
Tapi kita gembira sebabnya kita bekerja demi nusa dan bangsa
Bait lagu di atas pada awal-awal kuliah tahun 1990 di Kampus Akademi Kehutanan ( AIK ) di Jatinangor Sumedang bagi kami mahasiswanya merupakan lagu penyemangat dalam menjalani kuliah sehari-hari. Saat itu kami kuliah seperti kuliahnya para Pendaki Gunung atau Pecinta Alam. Mahasiswa atau mahasiswinya pada saat itu lebih senang berpakaian baju Flanel + celana lapangan Alpina /Jayagiri ( saat itu eiger belum ada ) yang terkadang bajunya dipakai 1 minggu sekali baru dicuci. Musiknya pun musik yang berbau petualangan, kritik sosial, lingkungan hidup dan musik-musik yang jarang ditemukan di toko kaset pada saat itu walaupun sekarang setelah 20 tahun lebih meninggalkan bangku kuliah, gaya berpakaian atau selera musik masih tetap sama..gilanya juga masih sama cuma saat ini saya sedang mencoba untuk menggemari Japanese Music semacam AKB48 atau JKT48 yang ternyata jika dinikmati lagunya kebanyakan enak didengar di telinga yang familiar dengan Japanese Music apalagi membernya yang lumayan cantik-cantik sehingga memaksa saya menjadikan Devi Kinal Putri, Ratu Vienny Fitrilya dan Jennifer Hanna sebagai Oshi saya di JKT 48 juga Atsuko Maeda,Mariko Shinoda,Yuko Oshima dan Jurina Matsui sebagai Oshi saya di AKB 48 . Sebagai Rimbawan saya tidak MUNAFIK harus wajib menikmati lagu-lagu bertema alam dan lingkungan hidup, jika memang lagu-lagu dari 48group enak didengar di telinga saya siapa yang berani untuk melarang ?
Tahun 1994 saatnya meninggalkan kampus tercinta..wisuda telah memisahkan kami dengan kampus kami untuk mengejar cita-cita kami masing-masing. Alhamdulillah bulan Oktober 1994 saya mendapatkan kerja pertama di PT.KAYU LAPIS INDONESIA GROUP yang akan ditempatkan di Kecamatan Sarmi Kabupaten Papua ( Sekarang Kabupaten Sarmi ). Terbayang senangnya mendapatkan pekerjaan pertama dan naik pesawat pertama. Sebelum saya diterjunkan ke Sarmi saya harus menjalani training selama 3 bulan di PT. SARMIENTO PARAKANTJA TIMBER ( SARPATIM) yang berlokasi di Sampit Kalimantan Tengah.. Pertama kali menjalani kerja pada perusahaan dengan disiplin tinggi membuat gaya hidup saat itu ikut disiplin juga terutama di dalam kantor. Gaya berpakaian ala gembel diganti dengan gaya pakaian rapih dan baju dimasukkan, sebuah hal yang saya kurang suka lha wong Rimbawan orang yang simpel kenapa harus diatur cara berpakaiannya..alhasil dari 3 bulan masa training 2 bulan saya menjalaninya di dalam hutan (Camping ) kegiatan lapangan Perencanaan atau Binhut, maksudnya sih ingin merdeka dari kehidupan kantor yang membelenggu kemerdekaan berpakaian.
Singkat cerita setelah saya menjelajah dari Kalimantan hingga ke pedalaman Papua, dari satu perusahaan kayu ke perusahaan kayu yang lainnya hingga saat ini saya bekerja di sebuah IUPHHK di pedalaman Kalimantan Tengah ternyata selama dalam pengembaraan saya ini telah saya dapatkan beberapa kenikmatan bekerja di lingkungan yang dekat dengan alam (Camp ) antara Lain :
- Sarana tempat tinggal gratis
- Pemakaian Listrik dan Air Gratis
- Konsumsi Gratis tanpa adanya potongan gaji serta bebas menyantap hidangan sesuai dengan kemampuan maksimal lambung ( Hanya di tempat saya saja hehehe )
- Sarana komunikasi gratis via VSAT unlimited + jatah kopi gratis untuk online malam
- Dari segi kesehatan : Paru-paru sehat karena menghirup udara segar, persendian tidak linu dan pegal karena setiap hari selalu berjalan dan bekerja di lapangan, kulit menjadi kencang dan lebih muda karena udara yang bersih
- Dari segi Religi ternyata lingkungan camp yang cenderung sepi sangat cocok untuk bermunajat kepada Sang Khalik bagi yang muslim. Cocok juga untuk bermeditasi / bertapa bagi penganut agama lainnya
Namun akan tetapi dibalik semua kenikmatan yang tersaji tersebut Jiwa Rimbawanku tidak akan pernah luntur. Sebagai seorang Rimbawan sejati yang menggantungkan periuk nasinya pada luasnya rimba raya namun masih ada kewajiban untuk melestarikannya demi anak cucu kita nanti. Dengan kata lain jika saat ini kita bisa menikmati Premi Produksi 120.000 M3 / tahun , kita berharap semoga kelak nanti anak cucu kita bisa menikmati lebih berlipat lagi asalkan konsep kelestarian selalu kita terapkan dalam setiap proses produksinya.
Langganan:
Postingan (Atom)